Tugas Besar
Perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan raya merupakan salah satu titik rawan kecelakaan yang kerap terjadi akibat kelalaian pengguna jalan dan keterbatasan sistem pengamanan konvensional. Untuk meningkatkan keselamatan, dibutuhkan sistem otomatis yang mampu mendeteksi keberadaan kereta api secara real-time dan mengendalikan palang perlintasan secara responsif.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam perancangan sistem kontrol palang kereta api otomatis adalah dengan memanfaatkan op-amp (operational amplifier) sebagai bagian dari rangkaian pendeteksi. Dalam konteks ini, op-amp berfungsi sebagai komparator, yang membandingkan sinyal dari sensor—seperti sensor cahaya (LDR) atau sensor inframerah—dengan tegangan referensi tertentu. Ketika sinyal sensor berubah akibat kedatangan kereta (misalnya terhalangnya cahaya), output dari op-amp akan berubah, yang kemudian dapat digunakan untuk mengaktifkan aktuator atau motor penggerak palang secara otomatis.
Penggunaan op-amp memberikan keunggulan dalam hal kecepatan respons, sensitivitas tinggi terhadap perubahan sinyal, serta dapat diimplementasikan dengan biaya yang relatif rendah. Rangkaian ini juga dapat diintegrasikan dengan sistem logika tambahan atau mikrokontroler untuk mengelola waktu buka-tutup palang, sinyal lampu peringatan, serta sistem alarm bagi pengguna jalan.
Dengan demikian, integrasi op-amp dalam sistem kontrol palang kereta api tidak hanya memperkuat fungsi deteksi, tetapi juga menjadi bagian dari solusi cerdas untuk mengurangi risiko kecelakaan serta meningkatkan efisiensi operasional perlintasan kereta api.
- Memahami aplikasi dari kontrol palang pintu pada kereta api.
- Memahami prinsip kerja dari rangkaian aplikasi.
- Mencegah terjadinya kecelakaan pada transportasi darat.
- Memiliki pemahaman tentang penggunaan beberapa jenis sensor seperti vibration sensor, sound sensor, magnetic sensor, infrared sensor, LDR light Dependent Resistor dan lain-lain.
A. Alat
1) Instrument
a.
Voltmeter
Voltmeter
adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besara tegangan atau beda
potensial listrik antara dua titik pada suatu rangkaian listrik yang dialiri
arus listrik. Pada alat ukur voltmeter ini biasanya ditemukan tulisan voltmeter
(V), milivoltmeter (mV), mikrovoltmeter, dan kilovolt (kV). Sekarang ini,
voltmeter ditemukan dalam dua jenis yaitu voltmeter analog (jarum penunjuk) dan
voltmeter digital. Voltmeter memiliki batas ukur tertentu, yakni nilai tegangan
maksimum yang dapat diukur oleh voltmeter tersebut.
Spesifikasi :
- Angka rangkuman masukan biasanya di mulai dari ±
1,000000 V hingga s/d ± 1000, 000 V (Metode pemilihan rangkuman dilakukan
dengan cara otomatis dan indikasi beban lebih).
- Ketelitian mutlak tercatat mencapai ± 0,005 persen
dari pembacaan yang sudah dilakukan.
- Angka stabilitas untuk jangka pendek sebesar 0,002
persen dari pembacaan (periode 24 jam). Sedangkan untuk jangka panjang
sebesar 0,008 persen pembacaan (periode 6 bulan).
- Resolusi untuk 1 bagian dalam 106 yaitu 1 μV bisa
dibaca pada rangkuman dari masukan 1 V.
- Karakteristik masukannya yaitu tahanan masukan khas
sebesar 10 MΩ dengan kapasitas masukan 40 pF.
- Kalibrasi yang standar (internal) tidak tergantung
pada rangkaian ukuran yang mana telah diperoleh dari sumber referensi yang
sudah stabil.
- Ada beberapa sinyal keluaran seperti perintah
mencetak.
b. Generator daya
- Generator dc
Generator DC
merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah.
Spesifikasi:
- Non gearbox
- Speed : 2750 rpm
- Output : DC 12V
- Arus : 35A
- Built-in regulator
- Dimensi body : panjang 11,5 cm x diameter 9,75 cm
- Berat : 2,6 kg
- Kondisi : second berkualitas
- Baterai
Baterai (Battery)
adalah sebuah alat yang dapat mengubah energi kimia yang disimpannya menjadi
energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik.
Spesifikasi dan Pinout Baterai
- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s,
lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
2) Probes
a. Voltage
Probe
voltage adalah alat atau komponen dalam sistem pengukuran listrik/elektronika
yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur tegangan pada titik tertentu
dalam rangkaian.
Spesifikasi :
- Tegangan Maksimum: 300V – 1000V (tergantung
kategori keselamatan: CAT II/III).
- Bandwidth: 10 MHz – >500 MHz (untuk osiloskop).
- Attenuation Ratio: 1:1 atau 10:1 (peredam sinyal).
- Input Resistance: Umumnya 10 MΩ.
- Input Capacitance: Sekitar 10–20 pF.
- Konektor: BNC (osiloskop), banana plug/needle
(multimeter).
B. Bahan
1)
Resistor
Resistor atau
disebut juga dengan Hambatan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi
untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika.
Satuan nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm.
Spesifikasi dari
Resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan.
Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan
induktansi. Resistor dapat diintegrasikan ke dalam sirkuit hibrida dan papan
sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.
Spesifikasi
Resistor adalah
komponen elektronika pasif yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian
elektronika karena dia berfungsi sebagai penghambat arus listrik. Bila kita
menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang nilai resistansinya
kecil, mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang sama sekali
dengan demikian arus tidak lagi dibatasi. Resistor berfungsi sebagai
Penghambat arus listrik, Sebagai tahanan arus listrik agar listrik yang
melewati resistor di hambat melalui karbon yang berada di dalam tubuh resistor menjadi
di perkecil apabila resistansinya besar, Sebagai tahanan arus listrik agar
listrik yang melewati resistor di hambat melalui karbon yang berada di dalam
tubuh resistor menjadi di perkecil apabila resistansinya besar.
2)
Dioda 1N4002
Dioda 1N4002 adalah dioda penyearah umum yang banyak digunakan
dalam berbagai aplikasi elektronika, terutama untuk mengubah arus bolak-balik
(AC) menjadi arus searah (DC).
Spesifikasi :
- Tegangan Maksimum (Vrrm): 100 Volt
- Arus Maksimum (If): 1 Ampere
- Jenis: Dioda Penyearah (Rectifier Diode)
- Material: Silikon
- Aplikasi: Catu daya, konverter tegangan, dan
rangkaian penyearah lainnya
3)
Transistor BC547
Spesifikasi
- Type - NPN
- Collector-Emitter Voltage: 35 V
- Collector-Base Voltage: 35 V
- Emitter-Base Voltage: 5 V
- Collector Current: 2.5 A
- Collector Dissipation - 10 W
- DC Current Gain (hfe) - 100 to 200
- Transition Frequency - 160 MHz
- Operating and Storage Junction Temperature Range
-55 to +150 °C
- Package - TO-126
Pin :
- Collector (C) → Tempat arus masuk (NPN) atau keluar
(PNP) dari beban.
- Base (B) → Terminal kontrol, digunakan untuk
mengatur hidup/matinya arus.
- Emitter (E) → Tempat arus keluar (NPN) atau masuk
(PNP), menuju ground atau suplai.
Konfigurasi Transistor:
Konfigurasi
Common Base adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan
bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Base, sinyal
INPUT dimasukan ke Emitor dan sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor,
sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga
sering disebut dengan istilah “Grounded Base”. Konfigurasi Common Base ini
menghasilkan Penguatan Tegangan antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun
tidak menghasilkan penguatan pada arus.
Konfigurasi
Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang
berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base
menghasilkan penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common Collector
ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan Penguatan Arus namun tidak
menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector, Input
diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor
Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk
INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor bersama (Common Collector) ini sering
disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena tegangan sinyal
Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input Basis.
Konfigurasi
Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi Transistor yang
paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan penguatan
Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi Transistor
dengan Common Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus antara
sinyal Input dan sinyal Output. Common Emitter adalah konfigurasi Transistor
dimana kaki Emitor Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama untuk
INPUT dan OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal INPUT dimasukan
ke Basis dan sinyal OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor.
4)
Op-Amp LM124
Operational
Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari
bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp
terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang
terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan
Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa
Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat
Operasional.
Konfigurasi LM124
Pin :
Spesifikasi :
5)
Komponen Input
a. Switch
Switch atau saklar
adalah komponen elektronik atau elektromechanical yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dalam suatu rangkaian. Konsep
dasarnya adalah membuka dan menutup jalur konduksi, seperti pintu yang
mengizinkan atau menghalangi aliran elektron. Ketika switch dalam kondisi
tertutup (ON), arus listrik dapat mengalir bebas melalui rangkaian; sebaliknya,
ketika switch dalam kondisi terbuka (OFF), jalur arus terputus dan tidak ada
aliran listrik.
Switch digunakan
dalam berbagai aplikasi, mulai dari perangkat sederhana seperti lampu rumah
hingga sistem kompleks seperti komputer, otomasi industri, dan kontrol elektronik. Ada
berbagai jenis switch, seperti toggle switch, push button, rotary switch, DIP
switch, dan reed switch, masing-masing dengan karakteristik dan cara kerja yang
berbeda.
b. Vibration Sensor
Vibration Sensor
Sensor getaran
adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya getaran dan akan
diubah dalam ke dalam sinyal listrik. Sensor ini disebut juga cassing
measurement. Sensor yang digunakan adalah sensor seismic transduser, yaitu
sensor yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan percepatan.
Konfigurasi Pin :
Spesifikasi sensor
Grafik Respon :
Grafik Sensor
c. Infrared Sensor
Infrared
sensor adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi radiasi inframerah (IR)
dari suatu objek, baik berupa panas tubuh maupun pantulan sinyal cahaya IR.
Sensor ini dapat bekerja sebagai pemancar dan penerima sinyal IR, dan akan
merespons saat mendeteksi perubahan sinyal akibat keberadaan objek di depannya.
Infrared sensor banyak digunakan untuk deteksi gerakan, pendeteksi halangan,
pembaca garis (line follower), serta dalam sistem otomatisasi seperti pintu
otomatis atau kontrol palang kereta ap
Konfigurasi Pin Out :
Spesifikasi :
- Tegangan Operasi: 3.3V – 5V
- Output: Digital (HIGH/LOW)
- Jarak Deteksi: 2 – 30 cm
- Konsumsi Arus: ±20 mA
- Komponen Utama: LED IR & phototransistor
- Fitur Tambahan: Potensiometer untuk atur jarak
deteksi
Grafik Sensor :
d. Sound Sensor
Sound sensor adalah
sensor yang berfungsi mendeteksi suara. Module ini bekerja berdasarkan prinsip
kekuatan gelombang suara yang masuk. Di mana gelombang suara tersebut mengenai
membran sensor, yang berefek pada bergetarnya membran sensor. Dan pada membran
tersebut terdapat kumparan kecil yang dapat menghasilkan besaran listrik.
Konfigurasi Pin Out :
Spesifikasi :
Grafik Respon :
e. REED Magnetic Sensor
Reed switch
tersusun atas lempengan metal yang terhubung dilingkupi tabung gelas, sehingga
ketika tercipta medan magnet antara dua buah lempengan, lempengan tersebut
tarik-menarik sehingga arus listrik dapat mengalir. Ketika medan magnet hilang
lempengan kembali ke posisi semula dan jalur gerak arus kembali terputus.
Konfigurasi Pin Out :
Spesifikasi :
- Operating Voltage: 3.3V to 5V DC
- Output format: Digital switching output ( 0 and 1 )
- LEDs indicating output and power
- PCB Size: 32mm x 14mm
- LM393 based design
- Easy to use with Microcontrollers or even with
normal Digital/Analog IC
- Small, cheap and easily available
Grafik Respon :
6)
Komponen Output
a. LED
Komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik
ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari
bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung
pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan
sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai
pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Konfigurasi pin :
-Pin 1 : Positive Terminal Of Led
-Pin 2 : Negative Terminal Of Led
Spesifikasi
- Superior Weather Resistance
- 5mm Round Standard Directivity
- Uv Resistant Eproxy
- Forward Current (If): 30ma
- Forward Voltage (Vf): 1.8v To 2.4v
- Reverse Voltage: 5v
- Operating Temperature: -30℃ To +85℃
- Storage Temperature: -40℃ To +100℃
- Luminous Intensity: 20mcd
Tegangan LED menurut warna:
- Infra merah : 1,6 V.
- Merah : 1,8 V – 2,1 V.
- Oranye : 2,2 V.
- Kuning : 2,4 V.
- Hijau : 2,6 V.
- Biru : 3,0 V – 3,5 V.
- Putih : 3,0 – 3,6 V.
- Ultraviolet : 3,5 V.
b. Relay
Relay adalah
komponen elektronika berupa sakelar elektronik yang digerakkan oleh arus
listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas sakelar dengan lilitan kawat pada
batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas
akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga
kontak sakelar akan menutup. Pada saat arus hentikan, gaya magnet akan hilang,
tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak sakelar kembali terbuka. Relay
biasanya digunakan untuk menggerakkan arus / tegangan yang besar (misalnya
peralatan listrik 4 A / AC 220 V) dengan memakai arus / tegangan yang kecil
(misalnya 0.1 A / 12 Volt DC).
Konfigurasi Pin :
Gambar bentuk dan Simbol relay
Spesifikasi :
c. Motor DC
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa motor terdiri atas 2 bagian
utama yaitu stator dan motor. Pada stator terdapat lilitan (winding) atau
magnet permanen, sedangkan rotor adalah bagian yang dialiri dengan sumber arus
DC. Arus yang melalui medan magnet inilah yang menyebabkan rotor dapat
berputar. Arah gaya elektromagnet yang ditimbulkan akibat medan magnet yang
dilalui oleh arus dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan.
Konfigurasi pin
Spesifikasi
d. Buzzer
Buzzer adalah
sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran
suara. Buzzer ini biasa dipakai pada sistem alarm. Juga bisa digunakan sebagai
indikasi suara. Buzzer adalah komponen elektronika yang tergolong tranduser.
Sederhananya buzzer mempunyai 2 buah kaki yaitu positif dan negatif. Untuk
menggunakannya secara sederhana kita bisa memberi tegangan positif dan negatif
3 - 12V.
Konfigurasi Pin :
Spesifikasi :
- Tegangan Kerja: 5 V
- Konsumsi Arus: 30 mA
- Tingkat Kenyaringan: 87 dB
- Frekuensi Resonansi: 2600 Hz
- Temperatur Kerja: -20°C - 85°C
- Dimensi: 12 x 7.5 mm
- Berat: 1.61 gr
A. Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen
elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada suatu
rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara dua komponen elektronika.
Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang melewatinya (V=I R).
Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna:
1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang pertama
2. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang kedua
3. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ketiga
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau
pangkatkan angka tersebut dengan 10(10^n)
Resistor di pasaran
B. Dioda 1N4002
Dioda adalah komponen elektronika yang
terdiri dari dua kutub dan berfungsi menyearahkan arus. Komponen ini terdiri
dari penggabungan dua semikonduktor yang masing-masing diberi doping
(penambahan material) yang berbeda, dan tambahan material konduktor untuk
mengalirkan listrik.
Dalam ilmu fisika dioda digunakan untuk penyeimbang
arah rangkaian elektronika. Elektronika memiliki dua terminal yaitu anoda
berarti positif dan katoda berarti negatif. Prinsip kerja dari anode
berdasarkan teknologi pertemuan positif dan negative semikonduktor. Sehingga
anode dapat menghantarkan arus litrik dari anoda menuju katoda, tetapi tika
sebaliknya katoda ke anoda.
Dioda digambarkan seperti sebuah
switch/saklar dimana saklar tersebut hanya akan bekerja di beri tegangan atau
arah arus sesuai dengan polaritas kaki ioda itu sendiri. Pada arah bias maju,
bias kaki anoda diberikan tegangan (+) dan tegangan (-) pada katoda maka dioda
akan dapat mengalirkan arus pada satu arah. Sedangkan pada arah arus mundur
bias dimana kaki anoda diberi tegangan (-) dan tegangan (+) pada katoda maka
saklar menjadi terbuka atau saklar OFF.
Dioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
- Dioda
Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah
arus AC ke arus DC.
- Dioda Zener
yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
- Dioda LED
yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.
- Dioda Photo
yang berfungsi sebagai sensor cahaya.
- Dioda
Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali.
Untuk menentukan arus zenner berlaku persamaan :
Keterangan :
Grafik :
Pada grafik terlihat bahwa pada
tegangan dibawah ambang batas tegangan mundur (reverse) sebuah dioda akan
tembus (menghantar) dan tidak bisa menahan lagi. Batas ini disebut dengan area
tegangan breakdown dioda. Kondisi dioda pada area ini adalah tembus atau
menghantar dan tidak menghambat. Kemudian pada level tegangan diantara tegangan
breakdown dan tegangan forward terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut
off. Pada area ini kondisi dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus
listrik.
C. Transistor BC547
Transistor adalah sebuah komponen di dalam
elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga
buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.
- Emitor (E)
memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
- Kolektor (C)
berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam
transistor.
- Basis (B)
berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari
transistor melalui kolektor.
Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN
dan Transistor PNP.
- Transistor
NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan
tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
- Transistor
PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan
tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.
Rumus :
Konfigurasi transistor bipolar :
Cara mengukur transistor bipolar
Karakteristik input
Transistor adalah komponen aktif yang
menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah
transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan
daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor
memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara
kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang
saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan
emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.
Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka
apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat
grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis
lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika
tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara
cepat.
Karakteristik output
Sebuah transistor memiliki empat daerah
operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan
daerah breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja
pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor
biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya
dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.
Gelombang I/O Transistor
D. OP-AMP
Penguat operasional atau yang dikenal sebagai
Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi
sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp
memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi
keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan
dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW
= ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein =
0)
Rangkaian dasar Op-Amp
1. Op Amp Sebagai Penguat Non Inverting
Penguat Non Inverting adalah suatu rangkaian
penguat yang berfungsi menguatkaan sinyal dan hasil sinyal yang dikuatkan tetap
sefasa dengan sinyal inputannya, hasil dari sinyal input dan output rangkaian
non inverting dapat dilihat pada Gambar 1. Pada dasarnya penguat non inverting digunakan
sebagai pengkondisi sinyal inputan sensor yang terlalu kecil sehingga
dibutuhkan penguatan untuk diproses. intinya penguat non inverting ke balikkan
dari penguat inverting.
Gambar 1 Rangkaian Penguat Non Inverting
Keterangan Gambar
Vin : Tegangan Masukan
Vout : Tegangan Keluaran
Rg : Resistansi ground
Rf : Resistansi feedback
Gambar 2 Sinyal Input dan Output Penguat Non Inverting
Fungsi Penguat Non Inverting
Fungsi dari penguat non inverting kurang
lebih sama dengan penguat inverting hanya saja polaritas output yang dihasilkan
sama dengan sinyal inputnya. Keluaran sensor dan tranduser pada umumnya
mempunyai tegangan yang sangat kecil hingga mikro volt, sehingga diperlukan
penguat dengan impedansi masukan rendah. Rangkaian penguat non inverting
akan menerima arus atau tegangan dari tranduser sangat kecil dan akan
membangkitkan arus atau tegangan yang lebih besar
Rumus Op Amp Non Inverting
Gambar 3 Penjabaran Rangkaian Penguat Non Inverting untuk
mempermudah penurunan rumus
Rumus mencari tegangan output yaitu:
Rumus mencari besar penguatannya yaitu sebagai berikut:
Op-amp sebagai voltage follower
Op-Amp Voltage Follower (atau dikenal juga
sebagai Unity-gain Amplifier atau Buffer Amplifier) adalah rangkaian Op-Amp
yang memiliki penguatan atau gain (A) tegangan sebesar 1x. Dengan kata lain,
Op-Amp tidak memberikan amplifikasi ataupun atenuasi terhadap sinyal inputnya.
Yang artinya keluaran dari Op-Amp sama dengan masukannya.
Rangkaian Op-Amp Voltage Follower.
Cara Kerja Rangkaian Op-Amp Voltage Follower.
Respons karakteristik kurva I-O:
Gelombang I/O Inverting Amplifier
E. Sensor
1) Vibration Sensor
Sensor getaran adalah suatu alat yang
berfungsi untuk mendeteksi adanya getaran dan akan diubah dalam ke dalam sinyal
listrik. Sensor ini disebut juga cassing measurement. Sensor yang digunakan
adalah sensor seismic transduser, yaitu sensor yang digunakan untuk mengukur
kecepatan dan percepatan.
Grafik Respon Getaran
Grafik Sensor
2) Sound Sensor
Sound sensor adalah sensor yang berfungsi
mendeteksi suara. Module ini bekerja berdasarkan prinsip kekuatan gelombang
suara yang masuk. Di mana gelombang suara tersebut mengenai membran sensor,
yang berefek pada bergetarnya membran sensor. Dan pada membran tersebut
terdapat kumparan kecil yang dapat menghasilkan besaran listrik.
Grafik Sensor Suara
3) Infrared Sensor
Sensor inframerah (infrared sensor) adalah
perangkat elektronik yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan objek atau
gerakan berdasarkan radiasi inframerah yang dipantulkan atau dipancarkan oleh
objek. Sensor ini umumnya terdiri dari dua komponen utama, yaitu IR LED sebagai
pemancar sinyal inframerah dan photodiode atau phototransistor sebagai penerima
sinyal tersebut. Ketika tidak ada objek di depan sensor, sinyal inframerah dari
pemancar akan menyebar dan tidak diterima oleh penerima. Namun, saat terdapat
objek di dekat sensor, sinyal inframerah akan dipantulkan oleh objek tersebut
dan diterima kembali oleh photodiode. Perubahan sinyal ini kemudian diproses
oleh rangkaian komparator atau penguat operasional (op-amp), sehingga
menghasilkan sinyal logika tinggi atau rendah (HIGH/LOW) pada output sensor.
Grafik Sensor Infrared
Grafik Infrared Sensor
4) REED Magnetic Sensor
Reed switch tersusun atas lempengan metal
yang terhubung dilingkupi tabung gelas, sehingga ketika tercipta medan magnet
antara dua buah lempengan, lempengan tersebut tarik-menarik sehingga arus
listrik dapat mengalir. Ketika medan magnet hilang lempengan kembali ke posisi
semula dan jalur gerak arus kembali terputus.
Grafik Respon
5) LDR
Sensor LDR (Light
Dependent Resistor) atau yang dikenal juga sebagai photoresistor adalah
komponen elektronik pasif yang nilai resistansinya berubah-ubah tergantung pada
intensitas cahaya yang mengenainya. Ketika cahaya yang jatuh pada permukaan LDR
semakin terang, resistansinya menurun drastis; sebaliknya, ketika cahaya
berkurang atau dalam keadaan gelap, resistansinya meningkat tajam. Karakteristik
ini menjadikan LDR sangat berguna dalam berbagai aplikasi deteksi cahaya.
Grafik Sensor
- Untuk membuat rangkaian ini, pertama, siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, di ambil dari library proteus
- Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi di mana alat dan bahan terletak.
- Tepatkan posisi letaknya dengan gambar rangkaian
- Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh
- Lalu mencoba menjalankan rangkaian
a. Vibration Sensor
Prinsip Kerja :
Video Simulasi :
b. Sound Sensor
Prinsip
Kerja :
Video Simulasi :
c. Sensor Magnetic
Prinsip Kerja :
Rangkaian ini menggunakan sensor
Magnetic Reed Switch untuk mendeteksi perubahan medan magnet yang terjadi saat
kereta mendekati palang. Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa kontak di
dalamnya akan menutup ketika ada medan magnet di sekitarnya. Saat sensor aktif,
ia menghasilkan tegangan output sekitar 5 volt. Tegangan ini masuk ke rangkaian
voltage buffer yang menggunakan op-amp LM124 untuk menstabilkan sinyal tanpa
mengubah besarannya (Vo = Vi). Output dari op-amp kemudian masuk ke basis
transistor NPN BC547 (Q4) melalui resistor pembatas. Ketika transistor aktif
saat nilai tegangan pada transistor > 0,7 V, arus mengalir dari kolektor ke
emitter dan mengaktifkan relay RL4. Kontak relay yang tertutup akan
menyambungkan tegangan 12 volt ke LED merah (D7) dan buzzer, yang akan menyala
dan berbunyi sebagai alarm peringatan visual dan suara bagi pengendara agar
berhenti karena kereta akan melintas. Setelah medan magnet menghilang, sensor
tidak lagi aktif, transistor mati, relay kembali terbuka, dan sistem peringatan
nonaktif.
Video Simulasi :
d. Infrared Sensor
dan Sensor LDR
Prinsip Kerja :
Sensor cahaya ditempatkan di
dekat lampu peringatan dan berfungsi mendeteksi nyala lampu sebagai tanda bahwa
kereta akan melintas. Ketika sensor cahaya aktif, maka tegangan keluaran yang
mengalir ke detektor akan semakin besar. Saat nilai Vi > Vref, maka tegangan
output akan +Vsat yang mengakibatkan arus mengalir ke basis transistor. Karena
nilai teganagn pada transistor terbaca > 0,7 Volt, maka transistor akan
aktif, akan ada arus yang mengalir ke relay, kolektor, emitter dan terakhir ke
ground. Arus pada relay akan membuat relay aktif dan menarik switch
mengakibatkan motor akan menyala.
Video Simulasi :
Download File Rangkaian Aplikasi Kontrol Kereta Api [klik
disini]
Download Library Vibration Sensor [klik
disini]
Download Library Sound Sensor [klik
disini]
Download Library Magnetic Sensor [klik
disini]
Download Library Infrared Sensor [klik
disini]
Download Datasheet Resistor [klik
disini]
Download Datasheet Transistor [klik
disini]
Download Datasheet Op Amp LM 741 [klik
disini]
Download Datasheet Dioda [klik
disini]
Download Datasheet Power Supply [klik
disini]
Download Datasheet Baterai [klik
disini]
Download Datasheet Buzzer [klik
disini]
Download Datasheet LED [klik
disini]
Download Datasheet Vibration Sensor [klik
disini]
Download Datasheet Sound Sensor [klik
disini]
Download Datasheet Magnetic Sensor [klik
disini]
Download Datasheet Infrared Sensor [klik
disini]
Download Datasheet LDR Sensor [klik
disini]





Komentar
Posting Komentar