MODUL 4
MODUL 4
Kontrol Kebakaran
1. Pendahuluan[Kembali]
Kebakaran merupakan salah satu peristiwa berbahaya yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan kerugian besar, baik secara material maupun korban jiwa. Penyebab kebakaran bisa bermacam-macam, seperti korsleting listrik, kebocoran gas, maupun kelalaian manusia. Karena itu, pendeteksian dini terhadap potensi kebakaran menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan keselamatan dan meminimalkan dampak yang mungkin terjadi.
Dalam kehidupan sehari-hari, sistem keamanan terhadap kebakaran masih banyak yang bekerja secara manual, misalnya hanya mengandalkan alarm asap konvensional tanpa integrasi otomatis dengan sistem pengendalian. Hal ini tentu memiliki kelemahan, karena membutuhkan waktu lebih lama untuk merespons kondisi berbahaya. Dengan adanya kemajuan di bidang elektronika dan mikrokontroler, kini sistem kontrol kebakaran dapat dirancang bekerja secara otomatis dan real-time dengan memanfaatkan sensor pintar.
Proyek “Kontrol Kebakaran Otomatis” ini dirancang untuk menjadi solusi sederhana namun efektif dalam mendeteksi adanya peningkatan suhu dan asap yang menandakan potensi kebakaran. Sistem ini menggunakan dua jenis sensor utama, yaitu Sensor LM35, yang berfungsi untuk mengukur suhu lingkungan secara akurat, dan Sensor MQ2, yang mendeteksi adanya asap atau gas berbahaya di udara.
Ketika salah satu sensor mendeteksi nilai di atas ambang batas yang telah ditentukan, sistem akan secara otomatis mengaktifkan alarm dan indikator peringatan sebagai tanda bahaya. Dengan demikian, pengguna dapat segera mengambil tindakan pencegahan sebelum api menyebar lebih luas.
Selain memberikan peringatan dini, proyek ini juga menjadi bentuk penerapan nyata dari konsep sensor analog dan sistem kontrol otomatis dalam bidang elektronika. Melalui perancangan, perakitan, dan pengujian alat secara langsung, mahasiswa dapat memperdalam pemahaman tentang bagaimana sensor bekerja serta bagaimana rangkaian kontrol merespons perubahan kondisi di lingkungan sekitarnya.
Dengan adanya alat Kontrol Kebakaran Otomatis ini, diharapkan dapat tercipta sistem sederhana yang efisien, responsif, dan mudah diterapkan untuk membantu meningkatkan keamanan dan keselamatan lingkungan dari risiko kebakaran.
2. Tujuan[Kembali]
Tujuan dari pembuatan kontrol kebakaran otomatis ini adalah sebagai berikut.
- Merancang kontrol pendeteksi kebakaran yang mampu mendeteksi suhu tinggi dan keberadaan asap dari kebakaran dalam bentuk nyata.
- Meningkatkan Pemahaman tentang penerapan sensor analog dan sistem kontrol otomatis dalam bidang elektronika.
- Menunjukkan penerapan teknologi sederhana yang bermanfaat untuk meningkatkan keselamatan dan pencegahan kebakaran di lingkungan sekitar.
- Meningkatkan kemampuan praktis dalam perancangan, perakitan, dan pengujian rangkaian elektronika yang melibatkan sensor dan sistem kontrol otomatis.
3. Alat dan Bahan [Kembali]
Alat
Bahan
LM393 adalah IC pembanding tegangan yang banyak digunakan, tersedia dalam paket Dip 8-pin, SO-8, dan lainnya. LM393 berisi dua penguat operasional pembanding presisi tinggi independen yang dapat ditenagai dari satu atau dua catu daya.
Rentang tegangan suplai yang lebar memungkinkannya digunakan dalam berbagai aplikasi. Chip ini membutuhkan arus operasi yang rendah, yang sangat cocok untuk peralatan portabel dan bertenaga baterai, dan sistem logika penggerak keluarannya dapat digunakan dalam sirkuit digital. LM393 memiliki arus keluaran maksimum 20 mA, cukup untuk menggerakkan transistor dan sistem logika.
Pin 1: Output 1, pin keluaran penguat operasional 1
Pin 2: Input pembalik 1, pin input pembalik dari op amp 1
Pin 3: Input non-pembalik 1, pin input non-pembalik op amp 1
Pin 4: GND, Ground Ini adalah pin ground IC dan perlu dihubungkan ke terminal negatif (-) dari tegangan suplai
Pin 5: Input pembalik 2, pin input non-pembalik dari op amp 2
Pin 6: Input non-pembalik 2, pin input pembalik op amp 2
Pin 7: Output 2, ini adalah pin output dari op amp 2
Cara kerja LM393
Perbandingan Tegangan: IC ini membandingkan tegangan pada
pin input non-inverting (+) dan input inverting (−).
Output LOW: Ketika tegangan pada input non-inverting (+)
lebih tinggi daripada tegangan pada input inverting (−), output akan menjadi
LOW, yang berarti terhubung langsung ke ground (0V).
Output HIGH: Ketika tegangan pada input inverting (−) lebih
tinggi daripada tegangan pada input non-inverting (+), output akan menjadi
HIGH.
Open-Collector Output: LM393 memiliki output bertipe
open-collector, yang berarti IC ini hanya dapat menarik sinyal ke ground (LOW)
dan tidak dapat mendorongnya ke tegangan positif (HIGH).
Resistor Pull-up: Untuk mendapatkan level logika HIGH yang valid, output open-collector harus dihubungkan dengan resistor pull-up ke tegangan catu daya positif.Pin 8: Pusat Kontrol Virtual Ini adalah pin positif dari IC dan perlu dihubungkan ke terminal positif (+) dari tegangan suplai
Transistor D882 ,
juga dikenal sebagai 2SD882, adalah transistor sambungan bipolar (BJT) NPN
berdaya sedang yang umum digunakan dalam aplikasi amplifikasi dan switching
untuk keperluan umum. Transistor ini dirancang dengan teknologi planar,
menawarkan kinerja yang andal dan kemampuan penanganan arus yang moderat.
Transistor ini memiliki tiga lapisan material semikonduktor dengan tiga
terminal—emitor, basis, dan kolektor. Transistor ini memberikan amplifikasi
arus yang efisien dengan rentang penguatan antara 60 dan 400, sehingga cocok
untuk sirkuit berdaya rendah. Selain itu, D882 dapat dipasang pada heatsink
melalui lubang sekrup pada paket SOT-32-nya, sehingga meningkatkan pembuangan
panasnya selama operasi.
Spesifikasi:
Karakteristik:
Cara kerja relay adalah ketika kumparan elektromagnetik yang ada di dalamnya terdapat sebuah feromagnetis yang mendapatkan aliran listrik. Dengan demikian secara otomatis akan muncul sebuah medan magnet yang sifatnya sementara namun selalu ada.
Yang mana magnet tersebut akan menarik tuas armature sehingga dapat merubah posisi dari kontak switch yang awalnya dari NC (Normally Closed) berubah menjadi NO ( Normally Open).
NO (Normally Open) adalah sebuah kondisi yang mana relay belum mendapatkan adanya tekanan dan tuas berada di posisi normal. Sedangkan NC ( Normally Closed) adalah kondisi dimana relay sudah mendapatkan adanya tegangan dengan posisi tuas menarik dan kontak tertutup.
Buzzer adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai pengubah sinyal listrik menjadi suara. Komponen ini sering digunakan sebagai indikator bunyi pada berbagai alat elektronik, seperti alarm, timer, atau sistem peringatan.
Prinsip Kerja
Buzzer bekerja berdasarkan getaran membran logam tipis akibat adanya arus listrik. Saat tegangan diberikan, medan magnet di dalam buzzer berubah dan menyebabkan membran bergetar cepat sehingga menghasilkan suara.
Terdapat dua jenis utama buzzer:
- Buzzer Aktif → Sudah memiliki rangkaian osilator di dalamnya. Cukup diberi tegangan DC (biasanya 5V) untuk menghasilkan bunyi.
- Buzzer Pasif → Tidak memiliki osilator internal, sehingga memerlukan sinyal frekuensi AC atau PWM dari rangkaian eksternal untuk menghasilkan suara.
Kegunaan
Indikator alarm atau peringatan.
Penanda status sistem digital (contohnya output HIGH menghasilkan bunyi).
Aplikasi mikrokontroler seperti Arduino untuk menghasilkan nada atau bunyi notifikasi.
Ketika arus mengalir dari anoda (+) ke katoda (–), elektron dan hole bertemu di persambungan p–n dan menghasilkan energi dalam bentuk foton (cahaya).LED hanya menyala jika diberi tegangan maju (bias forward) dan padam jika dibias terbalik (reverse bias).Karakteristik:
Tegangan kerja: 1,8V – 3,3V (tergantung warna)
Arus kerja: 10–20 mA
Diperlukan resistor pembatas arus agar LED tidak rusak.
Tegangan kerja: 1,8V – 3,3V (tergantung warna)
Arus kerja: 10–20 mA
Diperlukan resistor pembatas arus agar LED tidak rusak.
Kegunaan:
Sebagai indikator on/off rangkaian
Tampilan output pada sistem digital
Display angka atau huruf (7-segment LED)
Pencahayaan dan dekorasi
Sebagai indikator on/off rangkaian
Tampilan output pada sistem digital
Display angka atau huruf (7-segment LED)
Pencahayaan dan dekorasi
k. DC to DC Converter
4. Dasar Teori [Kembali]
a. Sensor LM35
- Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
- Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 º.
- Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
- Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
- Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
- Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
- Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
- Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
- Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.
- Lineritas +10 mV/ º C.
- Arus yang mengalir kurang dari 60 μA
- Dioperasikan pada catu daya 4 V – 30 V.
- Range +2 º C – 150 º C.
- Akurasi 0,5 º C pada suhu ruang.
- Suhu lingkungan di deteksi menggunakan bagian IC yang peka terhadap suhu
Voltage Buffer
Rangkaian voltage buffer berfungsi untuk mengisolasi sinyal input dari beban, menggunakan tahap penguat dengan penguatan tegangan satu (unity gain), tanpa pembalikan fasa atau polaritas, dan bertindak sebagai rangkaian ideal dengan impedansi input sangat tinggi serta impedansi output sangat rendah. Dalam konfigurasi ini, tegangan keluar (vo) sama dengan tegangan masuk (vi), yaitu
Gambar diatas menunjukkan bahwa satu sinyal input dapat dibagi ke dua output yang terpisah. Keuntungan dari konfigurasi ini adalah beban pada salah satu output tidak memengaruhi output lainnya, karena masing-masing output telah dibuffer (diisolasi). Dengan kata lain, setiap output bekerja secara independen, sehingga tidak saling mengganggu meskipun terhubung ke beban yang berbeda.
Penggunaan buffer amplifier
Bentuk Gelombang V input dan V output :










.png)
%20+.png)
%20-.png)
.png)
.png)
.png)
Komentar
Posting Komentar