FIG. 15.14 & 15.15
Dalam dunia elektronika, kestabilan tegangan sangat penting untuk memastikan bahwa perangkat elektronik dapat bekerja dengan baik dan aman. Salah satu metode yang umum digunakan untuk mengatur dan menstabilkan tegangan adalah dengan menggunakan rangkaian regulator tegangan. Salah satu jenis regulator yang sering dipelajari adalah Discrete Transistor Voltage Regulator, yaitu regulator tegangan yang dibangun dari komponen diskret seperti transistor, dioda zener, dan resistor, tanpa menggunakan IC regulator.
Salah satu bentuk dasar dari regulator ini adalah Series Regulator Circuit, di mana transistor ditempatkan secara seri dengan beban dan berfungsi mengatur besar arus yang mengalir untuk menjaga tegangan output tetap stabil. Namun, untuk meningkatkan kinerja dan stabilitas regulasi, dikembangkan versi lanjutannya yaitu Improved Series Regulator. Pada versi ini, ditambahkan elemen seperti transistor penguat kesalahan (error amplifier) dan sistem umpan balik (feedback) dari tegangan output, sehingga mampu memberikan regulasi yang lebih presisi terhadap perubahan beban maupun tegangan input. Melalui pendekatan ini, sistem regulasi tegangan menjadi lebih responsif dan akurat.
- Melengkapi tugas mata kuliah elektronika yang ditugaskan oleh Bapak Darwison, M.T.
Memahami Konsep Regulasi Tegangan dengan Komponen Diskret
Menganalisis Cara Kerja Series Regulator Circuit dan Improved Series Regulator
A. Alat
1) Instrument
a. Voltmeter
Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besara tegangan
atau beda potensial listrik antara dua titik pada suatu rangkaian listrik yang
dialiri arus listrik. Pada alat ukur voltmeter ini biasanya ditemukan tulisan
voltmeter (V), milivoltmeter (mV), mikrovoltmeter, dan kilovolt (kV). Sekarang
ini, voltmeter ditemukan dalam dua jenis yaitu voltmeter analog (jarum
penunjuk) dan voltmeter digital. Voltmeter memiliki batas ukur tertentu, yakni
nilai tegangan maksimum yang dapat diukur oleh voltmeter tersebut.
Spesifikasi :
- Angka
rangkuman masukan biasanya di mulai dari ± 1,000000 V hingga s/d ± 1000,
000 V (Metode pemilihan rangkuman dilakukan dengan cara otomatis dan
indikasi beban lebih).
- Ketelitian
mutlak tercatat mencapai ± 0,005 persen dari pembacaan yang sudah
dilakukan.
- Angka
stabilitas untuk jangka pendek sebesar 0,002 persen dari pembacaan
(periode 24 jam). Sedangkan untuk jangka panjang sebesar 0,008 persen
pembacaan (periode 6 bulan).
- Resolusi
untuk 1 bagian dalam 106 yaitu 1 μV bisa dibaca pada rangkuman dari
masukan 1 V.
- Karakteristik
masukannya yaitu tahanan masukan khas sebesar 10 MΩ dengan kapasitas
masukan 40 pF.
- Kalibrasi
yang standar (internal) tidak tergantung pada rangkaian ukuran yang mana
telah diperoleh dari sumber referensi yang sudah stabil.
- Ada
beberapa sinyal keluaran seperti perintah mencetak.
b. Amperemeter
Amperemeter
adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur arus listrik dalam suatu
rangkaian, biasanya dalam satuan ampere (A). Alat ini bekerja berdasarkan
prinsip bahwa arus listrik yang mengalir melalui konduktor akan menimbulkan
medan magnet, yang kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan jarum penunjuk
atau menghasilkan data digital. Untuk memastikan pengukuran yang akurat dan
aman, amperemeter harus dihubungkan secara seri dengan beban yang akan diukur,
agar seluruh arus mengalir melewati alat tersebut.
Spesifikasi :
- Fungsi:
Mengukur arus listrik (A)
- Tipe:
Analog (jarum) / Digital (display angka)
- Kisaran
pengukuran: µA, mA, hingga puluhan A (tergantung model)
- Tipe
arus: DC, AC, atau keduanya
- Tegangan
kerja maksimum: Tergantung alat, biasanya hingga 600V
- Ketelitian
(akurasi): ±1% hingga ±3% (tergantung kelas alat)
- Hambatan
internal: Sangat kecil (≈0,1Ω atau kurang)
- Sambungan:
Dipasang seri dengan beban
- Proteksi:
Sekering atau overload protection (pada model tertentu)
- Aplikasi:
Elektronika, instalasi listrik, otomotif, laboratorium
c. Generator daya
- Generator
dc
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus
DC / arus searah.
Spesifikasi:
- Non
gearbox
- Speed
: 2750 rpm
- Output
: DC 12V
- Arus
: 35A
- Built-in
regulator
- Dimensi
body : panjang 11,5 cm x diameter 9,75 cm
- Berat
: 2,6 kg
- Kondisi
: second berkualitas
- Baterai
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat mengubah energi kimia yang
disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat
Elektronik.
Spesifikasi dan
Pinout Baterai
- Input
voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output
voltage: dc 1~35v
- Max.
Input current: dc 14a
- Charging
current: 0.1~10a
- Discharging
current: 0.1~1.0a
- Balance
current: 1.5a/cell max
- Max.
Discharging power: 15w
- Max.
Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis
batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd
1-16s
- Ukuran:
126x115x49mm
- Berat:
460gr
2) Probes
a. Voltage
Probe voltage adalah alat atau komponen dalam sistem pengukuran
listrik/elektronika yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur tegangan pada
titik tertentu dalam rangkaian.
Spesifikasi :
- Tegangan
Maksimum: 300V – 1000V (tergantung kategori keselamatan: CAT II/III).
- Bandwidth:
10 MHz – >500 MHz (untuk osiloskop).
- Attenuation
Ratio: 1:1 atau 10:1 (peredam sinyal).
- Input
Resistance: Umumnya 10 MΩ.
- Input
Capacitance: Sekitar 10–20 pF.
- Konektor:
BNC (osiloskop), banana plug/needle (multimeter).
b. Current
Current probe (probe arus) adalah alat bantu pengukuran yang
digunakan untuk mendeteksi dan mengukur arus listrik dalam sebuah konduktor
tanpa harus memutus rangkaian. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik, di mana arus listrik yang mengalir melalui sebuah kabel akan
menghasilkan medan magnet di sekitarnya.
Spesifikasi :
- Mengukur
arus AC, DC, atau keduanya tergantung jenis sensornya.
- Rentang
pengukuran umum dari miliampere hingga ratusan ampere.
- Menggunakan
prinsip efek Hall untuk arus DC dan transformator arus untuk AC.
- Tegangan
output biasanya proporsional terhadap arus (misal 1 mV/A atau 10 mV/A).
- Dapat
digunakan dengan osiloskop, multimeter, atau alat ukur lainnya.
- Bandwidth
tergantung tipe, mulai dari beberapa kHz hingga ratusan MHz.
- Tidak
memerlukan pemutusan rangkaian, cukup dijepitkan pada kabel.
- Dilengkapi
dengan penjepit atau clamp yang fleksibel dan aman.
- Tegangan
isolasi maksimum biasanya mencapai 300V–600V tergantung model.
B. Bahan
1) Resistor
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah komponen elektronika pasif
yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
elektronika. Satuan nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm.
Spesifikasi dari Resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise),
dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan ke dalam sirkuit hibrida dan
papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.
Spesifikasi
Resistor adalah komponen elektronika pasif yang selalu digunakan dalam setiap
rangkaian elektronika karena dia berfungsi sebagai penghambat arus listrik.
Bila kita menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang nilai
resistansinya kecil, mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang
sama sekali dengan demikian arus tidak lagi dibatasi. Resistor berfungsi
sebagai Penghambat arus listrik, Sebagai tahanan arus listrik agar
listrik yang melewati resistor di hambat melalui karbon yang berada di dalam
tubuh resistor menjadi di perkecil apabila resistansinya besar, Sebagai tahanan
arus listrik agar listrik yang melewati resistor di hambat melalui karbon yang
berada di dalam tubuh resistor menjadi di perkecil apabila resistansinya besar.
2) Dioda Zener
Dioda
Zener adalah jenis dioda khusus yang dirancang untuk beroperasi dalam kondisi
bias balik (reverse bias) dan tetap mempertahankan tegangan tetap saat melewati
ambang tertentu yang disebut tegangan Zener. Tidak seperti dioda biasa yang
rusak jika dialiri tegangan balik terlalu besar, dioda Zener justru digunakan
untuk menstabilkan tegangan pada nilai tertentu, misalnya 5,1V atau 12V,
tergantung jenisnya.
Spesifikasi :
- Tegangan
kerja tetap (tegangan Zener): 2V – 200V (tergantung tipe)
- Arus
maksimum: umumnya 5 mA – 1 A
- Dipasang
dalam kondisi bias balik
- Toleransi
tegangan: ±5% hingga ±10%
- Daya
maksimum: 0,25 W – 5 W (tergantung ukuran)
- Tipe
kemasan: DO-35, DO-41 (untuk versi umum)
- Fungsi
utama: penstabil tegangan dan proteksi lonjakan
- Waktu
respon sangat cepat terhadap perubahan tegangan
3) Transistor
Spesifikasi
- Type
- NPN
- Collector-Emitter
Voltage: 35 V
- Collector-Base
Voltage: 35 V
- Emitter-Base
Voltage: 5 V
- Collector
Current: 2.5 A
- Collector
Dissipation - 10 W
- DC
Current Gain (hfe) - 100 to 200
- Transition
Frequency - 160 MHz
- Operating
and Storage Junction Temperature Range -55 to +150 °C
- Package
- TO-126
Pin :
- Collector
(C) → Tempat arus masuk (NPN) atau keluar (PNP) dari beban.
- Base
(B) → Terminal kontrol, digunakan untuk mengatur hidup/matinya arus.
- Emitter
(E) → Tempat arus keluar (NPN) atau masuk (PNP), menuju ground atau
suplai.
Konfigurasi
Transistor:
Konfigurasi Common Base adalah
konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT
maupun OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke
Emitor dan sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya
di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut dengan istilah
“Grounded Base”. Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan
antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada
arus.
Konfigurasi Common Collector (CC) atau
Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang berlawan dengan Common Base
(Basis Bersama). Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan Tegangan tanpa
memperkuat Arus, maka Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan
Penguatan Arus namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan. Pada
Konfigurasi Common Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan
Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan
dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor bersama
(Common Collector) ini sering disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter
Follower) karena tegangan sinyal Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan
Input Basis.
Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi
Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan
penguatan Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi
Transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus
antara sinyal Input dan sinyal Output. Common Emitter adalah konfigurasi
Transistor dimana kaki Emitor Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama
untuk INPUT dan OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal INPUT dimasukan
ke Basis dan sinyal OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor.
A. Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen
elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada suatu
rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara dua komponen elektronika.
Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang melewatinya (V=I R).
Simbol :
Cara menghitung nilai resistansi
resistor dengan gelang warna:
Masukkan angka langsung dari kode
warna gelang pertama
Masukkan angka langsung dari kode
warna gelang kedua
Masukkan angka langsung dari kode
warna gelang ketiga
Masukkan jumlah nol dari kode
warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10(10^n)
Rumus :
B. Dioda Zener
Dioda Zener adalah jenis dioda khusus
yang dirancang untuk beroperasi dalam kondisi bias balik (reverse bias) dan
tetap mempertahankan tegangan tetap saat melewati ambang tertentu yang disebut
tegangan Zener. Tidak seperti dioda biasa yang rusak jika dialiri tegangan
balik terlalu besar, dioda Zener justru digunakan untuk menstabilkan tegangan
pada nilai tertentu, misalnya 5,1V atau 12V, tergantung jenisnya. Ketika
tegangan balik melebihi tegangan Zener, dioda akan menghantar dan menjaga
tegangan tetap stabil meskipun arus berubah. Oleh karena itu, dioda Zener
sangat berguna sebagai regulator tegangan, pelindung rangkaian terhadap
lonjakan tegangan, dan referensi tegangan dalam berbagai rangkaian elektronik.
Simbol :
Rumus :
Karakteristik :
C. Transistor
Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan
dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki
disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.
Emitor (E) memiliki fungsi untuk
menghasilkan elektron atau muatan negatif.
Kolektor (C) berperan sebagai
saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.
Basis (B) berguna untuk mengatur
arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.
Transistor Bipolar terdiri dari
dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP.
Transistor NPN adalah transistor
bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal
Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari
Kolektor ke Emitor.
Transistor PNP adalah transistor
bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan negatif pada terminal
Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Emitor
ke Kolektor.
Rumus :
Konfigurasi transistor bipolar :
Cara mengukur transistor bipolar
Karakteristik input
Transistor adalah komponen aktif yang
menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah
transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan
daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor
memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara
kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang
saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan
emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.
Bagian emitter-basis dari
transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka
kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat
tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus
basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya,
arus basis (Ib) akan naik secara cepat.
Karakteristik output
Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi
yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah
breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada
daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor
biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya
dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.
Gelombang I/O Transistor
Transistor Voltage Regulation
1. Discrete Transistor Voltage Regulation
Discrete Transistor Voltage Regulation adalah teknik pengaturan atau stabilisasi tegangan output menggunakan komponen elektronik diskret seperti transistor, dioda zener, resistor, dan kapasitor. Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan karakteristik transistor sebagai penguat arus dan pengendali tegangan, serta dioda zener sebagai sumber tegangan referensi yang stabil. Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan tegangan output yang relatif konstan dan stabil, walaupun terjadi perubahan pada tegangan input (Vin) maupun variasi pada beban (load).
2. Series Voltage Regulation
Series voltage regulation (regulasi tegangan seri) adalah metode pengaturan tegangan di mana elemen pengatur (biasanya transistor) ditempatkan dalam jalur seri antara sumber tegangan (input) dan beban (output). Tujuannya adalah untuk menjaga tegangan output tetap konstan, meskipun terjadi perubahan pada tegangan input atau arus beban.
Dalam regulator seri, Transistor bekerja sebagai variabel resistor atau pengatur hambatan. Transistor dikendalikan oleh tegangan referensi. Jika tegangan output mulai naik, maka transistor akan mengurangi konduksi, menurunkan arus dan menstabilkan tegangan. Jika output turun, maka transistor akan menaikkan konduksi untuk mempertahankan tegangan.
Diagram diatas merupakan diagram blok untuk regulator seri. Proses dimulai dari Vi (unregulated input) yang masuk ke series control element, biasanya berupa transistor, yang bertindak sebagai pengatur arus dan tegangan. Tegangan keluaran (Vo) dari elemen ini kemudian disalurkan ke beban. Sebagian kecil dari Vo diambil oleh sampling circuit, yang berfungsi untuk memantau tegangan output secara terus-menerus. Tegangan hasil sampling ini dikirim ke comparator circuit untuk dibandingkan dengan tegangan referensi tetap yang disediakan oleh reference voltage, biasanya berasal dari dioda Zener atau IC referensi tegangan.
Comparator akan membandingkan tegangan output dengan tegangan referensi. Jika Vo terdeteksi lebih rendah dari referensi, comparator akan meningkatkan sinyal kendali ke series control element agar lebih banyak tegangan disalurkan ke output. Sebaliknya, jika Vo terlalu tinggi, comparator akan mengurangi sinyal kendali sehingga tegangan output diturunkan.
3. Series Regulator Circuit
Series regulator circuit adalah suatu rangkaian elektronik yang berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran (output) yang stabil, meskipun tegangan masuk (input) mengalami fluktuasi atau beban berubah. Rangkaian ini disebut "series" karena elemen pengontrol utamanya yang biasanya sebuah transistor disusun secara seri dengan beban. Prinsip kerja rangkaian ini bergantung pada penggunaan dioda Zener sebagai sumber tegangan referensi tetap dan transistor sebagai elemen pengatur arus dan tegangan.
Pada kondisi
kerja normal, dioda Zener dipasang secara bias balik dan akan mempertahankan
tegangan tetap pada basis transistor. Transistor yang digunakan biasanya dalam
konfigurasi emitter follower, sehingga tegangan output pada emitter akan
mengikuti tegangan basis dikurangi tegangan VBE (sekitar 0,7 V).
Jika tegangan output menurun karena perubahan beban, maka tegangan VBE
akan naik, menyebabkan transistor menghantar lebih banyak arus ke beban dan
mengembalikan tegangan output ke nilai stabil. Sebaliknya, jika tegangan output
naik, maka VBE akan turun, mengurangi konduksi transistor sehingga
output kembali menurun. Mekanisme ini merupakan bentuk umpan balik negatif
otomatis, yang membuat tegangan output tetap konstan.
Dalam menganalisis rangkaian
series regulator, pendekatan yang digunakan adalah dengan menurunkan
hubungan-hubungan matematis antar komponen tanpa langsung menggunakan angka.
Tegangan output (Vo) pada rangkaian ini diambil dari emitter
transistor, yang bekerja dalam konfigurasi common collector (emitter follower).
Dalam konfigurasi ini, tegangan output selalu mengikuti tegangan basis
dikurangi tegangan basis-emitter (VBE), sehingga dirumuskan sebagai:
VO = VB
− VBE
Karena tegangan basis berasal
dari dioda Zener, maka Vo ditentukan secara tidak langsung oleh tegangan
referensi Zener.
Arus beban (IL) dapat
dihitung menggunakan Hukum Ohm, yaitu:
dengan RL adalah
resistansi beban. Arus ini mengalir dari emitter menuju beban, yang juga
mendekati arus kolektor (IC) karena arus basis (IB)
umumnya kecil. Arus kolektor dan basis transistor berhubungan melalui faktor
penguatan arus (β), dengan rumus:
IC = β . IB
dan arus emitter adalah jumlah
dari arus kolektor dan basis:
IE = IC
+ IB = IB (β + 1)
Arus yang mengalir melalui
resistor pembatas (IR) berasal dari tegangan input (Vin)
dikurangi tegangan pada dioda Zener (VZ), dirumuskan sebagai:
IZ = IR
+ IB
Agar dioda Zener tetap bekerja
dengan baik sebagai sumber tegangan referensi, IZ harus cukup besar
sehingga berada dalam kondisi breakdown. Dengan perhitungan berbasis rumus ini,
dapat dipastikan bahwa tegangan output tetap stabil, dan transistor bekerja
dalam kondisi aktif untuk menyuplai arus ke beban sesuai kebutuhan.
4. Improved Series Regulator
Improved
Series Regulator adalah rangkaian pengatur tegangan yang dirancang untuk
memberikan tegangan output yang stabil meskipun terjadi perubahan pada tegangan
input atau beban. Dibandingkan dengan regulator seri dasar, rangkaian ini
menggunakan pendekatan yang lebih akurat dengan menambahkan transistor penguat
kesalahan (error amplifier) dan umpan balik tegangan.
Rangkaian ini menggunakan pendekatan kontrol tertutup dengan penambahan elemen-elemen penting seperti umpan balik (feedback), transistor penguat kesalahan (error amplifier), dan tegangan referensi dari dioda zener. Sebagian tegangan output diambil melalui pembagi tegangan (R1 dan R2), lalu dibandingkan dengan tegangan referensi oleh transistor penguat kesalahan (Q2), yang biasanya dikonfigurasikan dalam mode common emitter. Transistor ini berfungsi untuk mendeteksi selisih tegangan dan mengatur arus basis dari transistor utama (Q1), yang dikonfigurasikan sebagai emitter follower (common collector). Jika tegangan output naik, Q2 akan meningkatkan konduksi dan menurunkan arus ke basis Q1, sehingga Q1 mengurangi konduksi dan menurunkan tegangan output. Sebaliknya, jika output turun, konduksi Q2 berkurang, arus ke Q1 naik, dan output kembali meningkat.
Mekanisme ini
membentuk sistem kontrol dinamis yang sangat responsif, sehingga tegangan
output dapat dijaga tetap stabil. Dalam pengembangan lanjut, penguat kesalahan
juga dapat diganti dengan op-amp untuk kontrol yang lebih presisi, dan dapat
ditambahkan proteksi beban atau pengendalian termal. Dengan desain ini,
improved series regulator banyak digunakan dalam sistem catu daya yang
memerlukan kestabilan dan keandalan tinggi. Tegangan output (VO) ditentukan oleh rumus:
Rangkaian ini memberikan regulasi tegangan yang lebih akurat dibanding regulator seri biasa.
1. Sebuah rangkaian series regulator menggunakan dioda zener 6.8 V dan transistor NPN dengan VBE = 0.7 V. Arus beban adalah 100 mA. Tegangan input (Vin) adalah 12 V. Hitunglah tegangan output dan tegangan drop pada transistor!
Jawaban:
Tegangan
output:
Vout = Vzener + VBE
=
6.8 + 0.7
= 7.5 V
Tegangan
drop pada transistor:
Vdrop = Vin − Vout
=
12 − 7.5
= 4.5 V
2. Sebuah improved series regulator menggunakan op-amp sebagai error amplifier dan dua resistor pembagi tegangan dengan R1 = 4.7 kΩ (dari output ke inverting input op-amp) dan R2 = 1.2 kΩ (dari inverting input ke ground). Tegangan referensi pada non-inverting input adalah 5 V. Berapa tegangan output (Vout) yang dijaga oleh regulator?
Jawaban:
Rangkaian
bekerja sebagai feedback dengan pembagi tegangan.
3. Hitung tegangan keluaran dan arus Zener pada rangkaian regulator pada Fig15.14 untuk RL = 1 kΩ.
Jawab:
Vo = VZ - VBE = 12 V -
0.7 V = 11.3 V
VCE = Vi - Vo = 20 V - 11.3 V = 8.7 V
IR =
(20 V - 12 V) / 220 Ω
= 8 V / 220 Ω
= 36.4 mA
Untuk RL =
1 kΩ,
IL =
Vo / RL
= 11.3 V / 1 kΩ
= 11.3 mA
IB = IC / β
= 11.3 mA / 50
= 226 mA
IZ =
IR - IB = 36.4 mA - 226 mA ≈ 36 mA
1. Hitung tegangan keluaran dan arus dioda Zener pada rangkaian regulator di Gambar 15.42.
Diketahui:
- Vi = 15 V (unregulated)
- R = 1.8 kΩ
- RL = 2 kΩ
- VZ = 8.3 V
- VBE= 0.7 V (default asumsi
transistor)
- β = 100
Ditanya:
a) VO (tegangan output)
b) IZ (arus Zener)
Penyelesaian:
a) Tegangan output:
Tegangan basis = VZ = 8.3 V
Maka tegangan emitor (output):
Vo = VB – VBE
=
8.3 V − 0.7 V
=
7.6 V
b) Arus Zener:
Arus total dari R:
IR = (Vi – VZ) / R
=
(15 − 8.3) / 1.8
=
6.7 / 1800
≈
3.72 mA
Arus
beban (sama dengan Ic transistor):
IL = Vo / RL
=
7.6 / 2000
=
3.8 mA
Arus
basis transistor:
IB = IC / β
=
3.8 mA / 100
=
0.038 mA
Maka
arus Zener:
IZ = IR – IB
=
3.72 mA − 0.038 mA
=
3.68 mA
2. Berapa besar tegangan keluaran yang ter-regulasi pada rangkaian di Gambar 15.43?
Diketahui:
- VZ = 10 V
- VBE dari Q2 =
0.7 V
- Output diambil dari emitor Q1
Penyelesaian:
Transistor
Q2 menjaga tegangan basis Q1 agar tetap pada 10 V.
Karena VBE Q1 = 0.7 V, maka:
Vout = VB – VBE
=
10 V − 0.7 V
= 9.3 V
3. Tegangan keluaran teregulasi berapa yang disediakan oleh rangkaian pada Fig. 15.15 untuk nilai elemen rangkaian R1 = 20 kΩ, R2 = 30 kΩ, dan VZ = 8.3 V?
Jawab:
Vo
= (R1 + R2) x (VZ
+ VBE2) / R2
Vo =
(20 kΩ + 30 kΩ) x (8.3 V + 0.7 V) / 30 kΩ
= 15 V
1. Apa fungsi utama transistor dalam rangkaian series regulator?
A.
Menyediakan tegangan referensi
B.
Mengalirkan arus lebih langsung ke ground
C.
Mengatur arus beban dengan mengendalikan tegangan keluaran
D. Memperkuat sinyal AC dari sumber daya
Jawaban: C
Transistor
dalam series regulator berfungsi sebagai elemen pengatur utama yang ditempatkan
secara seri dengan beban. Ia mengendalikan arus dan tegangan output dengan cara
menyesuaikan hambatannya berdasarkan tegangan referensi dari zener diode,
sehingga tegangan keluaran tetap stabil meskipun terjadi perubahan pada
tegangan input atau beban.
2. Apa keuntungan utama dari improved series regulator dibandingkan dengan series regulator dasar?
A.
Memiliki lebih sedikit komponen
B.
Lebih efisien karena menggunakan transformator
C.
Memberikan regulasi tegangan yang lebih stabil dan presisi
D. Menghilangkan kebutuhan akan dioda zener
Jawaban: C
Keunggulan
improved series regulator dibandingkan yang dasar adalah kemampuannya
memberikan regulasi tegangan yang lebih presisi. Hal ini karena adanya penguat
error (biasanya transistor kedua) yang secara aktif membandingkan tegangan
output dengan tegangan referensi, lalu mengatur transistor utama agar output
tetap konstan.
3. Dalam rangkaian improved series regulator, transistor Q2 berfungsi sebagai:
A.
Transistor daya utama
B.
Saklar untuk beban
C.
Penguat kesalahan (error amplifier)
D.
Regulator arus
Jawaban: C
Dalam improved series regulator, transistor Q2 berfungsi sebagai penguat error. Ia mendeteksi selisih antara tegangan referensi dan tegangan output, lalu mengontrol transistor utama (Q1) agar tegangan keluaran tetap stabil sesuai nilai yang diinginkan.
A. Prosedur
1. Rangkaian 15.14
2. Rangkaian 15.15
B. Simulasi Rangkaian dan Prinsip Kerja
1. Rangkaian 15.14
Prinsip Kerja:
Rangkaian pada gambar adalah regulator
tegangan seri menggunakan transistor NPN dan dioda zener. Tegangan input 20V
distabilkan menjadi output sekitar 11,3V. Dioda zener memberikan tegangan
referensi 12V ke basis transistor, sehingga tegangan output di emitor menjadi
Vo = Vz - VBE = 12 - 0,7 = 11,3 V. Transistor berfungsi sebagai penguat arus,
sehingga dioda zener tidak terbebani langsung oleh arus beban. Arus beban
dihitung dengan IL = Vo / RL, dan arus basis transistor IB = Ic / 𝛽.
Arus resistor
IR = (Vin - Vz) / R, yang terbagi
menjadi arus basis dan arus zener IR =
IB + Iz. dari rumus didapat nilai arus pada dioda zener = IR - IB = 36mA -
221uA = 35,7mA dan Vo tetap stabil pada 11,3V meskipun Vin 20V, menunjukkan
bahwa regulator ini efektif menjaga kestabilan tegangan output.
Video Simulasi :
Prinsip Kerja :
Rangkaian improved series
regulator yang menggunakan dua transistor (Q1 dan Q2) untuk meningkatkan
kestabilan tegangan output. Transistor Q1 berfungsi sebagai pengatur arus utama
ke beban, sedangkan Q2 berperan sebagai penguat kesalahan yang membandingkan
tegangan output dengan tegangan referensi dari dioda zener. Jika tegangan
output berubah, Q2 akan merespons dengan mengatur arus basis Q1, sehingga
tegangan output dikoreksi kembali. Tegangan output dalam rangkaian ini secara
teoritis mendekati Vo ≈ VZ - VBE(Q1) - VBE(Q2). Dengan konfigurasi ini,
regulator menjadi lebih stabil terhadap perubahan beban maupun tegangan input,
serta membebaskan dioda zener dari arus besar.
Video Simulasi :
Download File Rangkaian 15.14 [klik disini]
Download File Rangkaian 15.15 [klik disini]
Download Datasheet Transistor [klik disini]
Download Datasheet Resistor [klik disini]
Download Datasheet 1N5237B [klik disini]
Download Datasheet Op Amp LM741 [klik disini]
Download Datasheet Power Supply [klik disini]











Komentar
Posting Komentar