FIG. 17.40
Unijunction Transistor (UJT) adalah jenis transistor khusus yang digunakan terutama sebagai saklar, bukan penguat. UJT memiliki tiga terminal, yaitu satu emitter dan dua base, dengan satu sambungan p-n (unijunction). Karena karakteristiknya yang unik, UJT sering digunakan dalam rangkaian osilator, pengatur waktu, dan pemicu untuk perangkat seperti SCR. Pengoperasiannya yang sederhana dan efisien menjadikannya penting dalam aplikasi rangkaian pulsa dan pengendali elektronik.
- Melengkapi tugas mata kuliah elektronika yang ditugaskan oleh Bapak Darwison, M.T.
- Memahami prinsip kerja unijunction transistor
A. Alat
1) Instrument
a. Osiloskop
Osiloskop adalah komponen elektronika
yang mempunyai kemampuan menyimpan electron-elektron selama waktu yang tidak
tertentu. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar
elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.
Spesifikasi:
Pin Out:
Keterangan:
2) Generators
a. Generator Sinus
Generator sinus adalah alat yang
menghasilkan sinyal berbentuk gelombang sinusoidal, yaitu gelombang halus dan
berulang yang umum ditemui dalam sistem listrik AC dan komunikasi. Generator
sinus berbentuk gelombang sinusoidal secara periodik. Gelombang sinus adalah
bentuk sinyal analog paling dasar dan sangat penting dalam dunia teknik
elektro, terutama dalam bidang elektronika analog, komunikasi, dan sistem
tenaga listrik.
Spesifikasi :
Frekuensi: 1 Hz – 1 MHz (umum)
Amplitudo: 0 – 10 Vpp (dapat
diatur)
THD: < 1% (distorsi rendah)
Kontrol: Potensiometer/manual
atau digital
Sumber daya: DC (5V/12V) atau AC
220V
IC umum: XR2206, ICL8038, op-amp
(Wien Bridge)
Aplikasi: Pengujian audio,
osiloskop, eksperimen sinyal
B. Bahan
1) Resistor
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan
adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur
arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan nilai Resistor atau
Hambatan adalah Ohm.
Spesifikasi dari Resistor adalah
resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain
termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi. Resistor dapat
diintegrasikan ke dalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit
terpadu.
Spesifikasi
Resistor adalah komponen elektronika pasif
yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena dia berfungsi
sebagai penghambat arus listrik. Bila kita menginginkan arus yang besar maka
kita pasang resistor yang nilai resistansinya kecil, mendekati nol atau sama
dengan nol atau tidak dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi
dibatasi. Resistor berfungsi sebagai
Penghambat arus listrik, Sebagai tahanan arus listrik agar listrik yang
melewati resistor di hambat melalui karbon yang berada di dalam tubuh resistor
menjadi di perkecil apabila resistansinya besar, Sebagai tahanan arus listrik
agar listrik yang melewati resistor di hambat melalui karbon yang berada di
dalam tubuh resistor menjadi di perkecil apabila resistansinya besar.
2) Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronik
yang berfungsi untuk menyimpan energi dalam bentuk muatan listrik. Kapasitor
terdiri dari dua konduktor (biasanya berupa pelat logam) yang dipisahkan oleh
bahan isolator yang disebut dielektrik. Ketika tegangan diterapkan pada
kapasitor, muatan listrik akan terakumulasi pada pelat-pelat konduktor,
sehingga menciptakan medan listrik di antara keduanya.
Spesifikasi :
3) Uni Junction Transistor (UJT)
UJT (Uni Junction Transistor) adalah
komponen semikonduktor yang memiliki satu persambungan PN (junction) dan
digunakan terutama sebagai saklar elektronik atau pemicu (trigger) dalam
rangkaian osilator, pewaktu, dan pengendali gelombang. UJT memiliki tiga
terminal: Emitter (E), Base1 (B1), dan Base2 (B2). Saat belum aktif, arus
hampir tidak mengalir melalui emitter. Namun, ketika tegangan pada emitter
melebihi tegangan threshold, arus tiba-tiba meningkat, menyebabkan saklar
terbuka dan memicu perubahan kondisi dalam rangkaian.
Spesifikasi :
Terdiri dari tiga terminal:
Emitter (E), Base1 (B1), dan Base2 (B2)
Tegangan pemicu (peak point
voltage): sekitar 0,6 – 0,8 × VBB
Arus pemicu (peak point current):
biasanya dalam rentang mikroampere hingga miliampere
Resistansi antar basis (RBB):
umumnya 4 kΩ – 10 kΩ
Tegangan maksimum basis (VBB
max): sekitar 30V – 60V tergantung tipe
Tidak berfungsi sebagai penguat,
melainkan sebagai saklar atau pemicu
Memiliki karakteristik resistansi
negatif
Konsumsi daya sangat rendah
Pin :
Emitter (E) : Terminal input yang
menerima tegangan untuk memicu UJT agar aktif.
Base1 (B1) : Terminal output
bawah yang dihubungkan ke jalur dasar rangkaian.
Base2 (B2) : Terminal output atas
yang dihubungkan ke tegangan suplai positif (VBB).
4) SCR
SCR (Silicon Controlled Rectifier) adalah komponen semikonduktor yang
termasuk dalam keluarga thyristor dan berfungsi sebagai saklar elektronik yang
hanya menghantar arus dalam satu arah saat diberikan sinyal pemicu pada
terminal gate-nya. SCR memiliki tiga terminal utama, yaitu anoda (A), katoda
(K), dan gate (G). Dalam kondisi normal, SCR berada dalam keadaan off (tidak
menghantar), meskipun diberi tegangan maju antara anoda dan katoda. Namun, saat
sinyal kecil diberikan ke gate, SCR akan berubah menjadi kondisi on dan mulai
menghantarkan arus dari anoda ke katoda. Setelah aktif, SCR tetap menghantar
meskipun sinyal gate dihilangkan, dan hanya bisa dimatikan dengan memutus arus
utama atau membalik polaritas tegangan.
Pin Out :
Spesifikasi :
Memiliki 3 terminal: Emitter (E),
Base1 (B1), dan Base2 (B2)
Tegangan suplai basis (VBB):
hingga 30–60 V
Tegangan pemicu (Vp): sekitar
0,6–0,8 × VBB
Arus pemicu (Ip): beberapa
mikroampere hingga miliampere
Resistansi antar basis (RBB):
sekitar 4 kΩ – 10 kΩ
Tidak berfungsi sebagai penguat,
tetapi sebagai saklar/pemicu
Memiliki karakteristik resistansi
negatif
Konsumsi daya sangat rendah
Cocok untuk osilator, pemicu SCR,
dan rangkaian pewaktu
Kurva karakteristik :
5) Komponen Input
a. Potensiometer
Potensiometer adalah komponen elektronik
pasif berbentuk resistor variabel yang digunakan untuk mengatur atau membagi
tegangan dalam suatu rangkaian. Potensiometer memiliki tiga terminal: dua
terminal di ujung jalur resistif, dan satu terminal tengah yang disebut wiper.
Saat poros potensiometer diputar atau digeser, wiper bergerak di sepanjang
jalur resistif sehingga mengubah nilai resistansi antara wiper dan
masing-masing ujung terminal. Perubahan ini memungkinkan pengguna mengatur
tegangan output yang diambil dari wiper, sehingga potensiometer sering
digunakan sebagai pengatur volume, pencahayaan, atau sebagai pembagi tegangan
(voltage divider). Selain dalam bentuk putar (rotary), potensiometer juga
tersedia dalam bentuk geser (slide) dan trimmer (untuk penyetelan tetap dalam
perangkat).
Pin Out :
Spesifikasi :
Memiliki 3 terminal: dua ujung
resistif dan satu wiper (penggeser)
Nilai resistansi umum: 1 kΩ – 1
MΩ
Tipe: rotary (putar), slide
(geser), dan trimmer (penyetelan tetap)
Daya maksimum: sekitar 0,1 – 2
watt (tergantung ukuran)
Toleransi resistansi: ±10% hingga
±20%
Bahan resistif: karbon, kawat,
atau cermet
Fungsi utama: pengatur tegangan,
volume, pencahayaan, dan sensor posisi
Umur mekanik: bisa mencapai
puluhan ribu siklus putaran
Ukuran fisik bervariasi sesuai
aplikasi (panel, PCB, miniatur)
6) Komponen Output
a. Lampu
Lampu adalah perangkat yang mengubah
energi listrik menjadi cahaya, digunakan sebagai sumber penerangan dalam
berbagai aplikasi, mulai dari rumah tangga hingga industri. Secara umum, lampu
bekerja berdasarkan dua prinsip utama: pemanasan filamen (seperti pada lampu
pijar) atau excitation gas dan semikonduktor (seperti pada lampu neon dan LED).
Saat arus listrik mengalir, lampu menghasilkan cahaya melalui proses termal
atau elektroluminesensi, tergantung jenisnya.
Spesifikasi :
Tegangan kerja: umum 3V, 6V, 12V,
24V, 220V (tergantung tipe)
Daya listrik: bervariasi, mulai
dari 0,5W hingga >100W
Jenis cahaya: putih, kuning,
biru, merah, dll.
Tipe lampu: pijar, LED, neon,
halogen, CFL
Umur pakai: LED hingga 50.000
jam, pijar sekitar 1.000 jam
Efisiensi cahaya: LED sangat
efisien, pijar rendah
Basis/soket: E27, E14, GU10, B22,
dan lainnya
Fungsi: penerangan, indikator,
sinyal, dan dekorasi
Intensitas cahaya (lumen):
tergantung daya dan jenis lampu
Waktu respon: LED sangat cepat,
neon dan CFL sedikit lambat
A. Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen
elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada suatu
rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara dua komponen elektronika.
Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang melewatinya (V=I R).
Simbol :
Cara menghitung nilai resistansi
resistor dengan gelang warna:
Masukkan angka langsung dari kode
warna gelang pertama
Masukkan angka langsung dari kode
warna gelang kedua
Masukkan angka langsung dari kode
warna gelang ketiga
Masukkan jumlah nol dari kode
warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10(10^n)
Rumus :
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol
dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi
10%
Maka nilai resistor tersebut
adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
B. Kapasitor
Adapun rangkaian HPF +40dB/dec adalah
seperti pada rangkaian dibawah. Dari rangkaian terlihat bahwa sinyal input
diserikan dengan kapasitor C, sehingga sinyal input yang berfrekuensi diatas
frekuensi cut-off akan dilewatkan dan sebaliknya dibawah frekuensi cut-off akan
diredam atau dilemahkan. Pelemahan terjadi karena reaktansi XC akan semakin
besar apabila frekuensi semakin kecil seperti hubungan berikut.
Simbol :
Cara menghitung nilai kapasitor :
Masukan 2 angka pertama langsung
untuk nilai kapasitor.
Angka ke-3 berfungsi sebagai
perpangkatan (10^n) nilai kapasitor.
Satuan kapasitor dalam piko
farad.
Huruf terakhir menyatakan nilai
toleransi dari kapasitor.
Nilai kapasitor (104J) : 10 * 10^4 pF =
10^5 pF = 100nF; toleransi 5% = ± 95nF sampai 105nF
Kapasitor adalah komponen elektronika
pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara.
Daftar nilai toleransi kapasitor
:
B = 0.10pF
C = 0.25pF
D = 0.5pF
E = 0.5%
F = 1%
G = 2%
H = 3%
J = 5%
K = 10%
M = 20%
Z = + 80% dan -20%
Rumus kapasitor
C. Uni Junction Transistor (UJT)
Transistor Unijunction atau yang
disingkat UJT , adalah perangkat solid state tiga terminal lain yang dapat
digunakan dalam pulsa gerbang, rangkaian pengaturan waktu dan aplikasi
generator pemicu untuk mengaktifkan dan mengendalikan thyristor dan triac untuk
aplikasi jenis pengendalian daya AC. Meskipun Transistor Unijunction memiliki
nama transistor, karakteristik switching-nya sangat berbeda dari transistor
bipolar atau transistor efek medan konvensional karena tidak dapat digunakan
untuk memperkuat sinyal tetapi digunakan sebagai transistor switching ON-OFF.
UJT memiliki konduktivitas searah dan karakteristik impedansi negatif yang
bertindak lebih seperti pembagi tegangan variabel selama kerusakan.
Simbol :
Rumus :
Total resistansi batang silikon
(resistansi Ohmiknya) akan bergantung pada tingkat doping semikonduktor yang
sebenarnya serta dimensi fisik saluran silikon tipe-N, tetapi dapat
direpresentasikan oleh RBB.
Karakteristik :
D. SCR Triggering
SCR Triggering adalah proses untuk
mengaktifkan Silicon Controlled Rectifier (SCR), yang merupakan komponen
semikonduktor yang berfungsi seperti saklar yang dapat dikendalikan secara
elektronik. SCR memiliki tiga terminal utama, yaitu anoda, katoda, dan gate.
Dalam keadaan normal, SCR berada dalam posisi "OFF" sehingga tidak
ada arus yang mengalir. Namun, SCR dapat diaktifkan atau dipicu dengan
memberikan tegangan atau arus kecil pada terminal gate. Ketika ada arus positif
yang diterapkan ke gate dan ada tegangan yang cukup antara anoda dan katoda,
SCR akan berubah menjadi konduktif dan memungkinkan arus mengalir. Proses ini
disebut dengan triggering.
Triggering pada SCR dapat dilakukan
dengan berbagai cara, seperti voltage triggering (tegangan positif pada gate),
current triggering (arus kecil yang diberikan pada gate), atau pulse triggering
(menggunakan pulsa untuk memicu SCR). Setelah SCR terpicu dan mengalirkan arus,
ia akan tetap berada dalam keadaan "ON" selama tegangan antara anoda
dan katoda tetap melebihi arus tertentu yang disebut holding current. SCR
banyak digunakan dalam aplikasi seperti pengontrol daya AC, pengatur kecepatan
motor, dan dimmer pencahayaan, di mana kontrol presisi terhadap waktu pemicu
sangat penting untuk mengatur daya yang diberikan pada beban.
Simbol :
Rumus :
Bentuk gelombang :
Karakteristik :
1. Forward breakover voltage
(V(BR)F*) adalah tegangan di atas mana SCR memasuki wilayah konduksi. Tanda
bintang (*) adalah huruf yang akan ditambahkan yang tergantung pada kondisi
terminal gerbang sebagai berikut:
O = sirkuit terbuka dari G ke K
S = korsleting dari G ke K
R = resistor dari G ke K
V = bias tetap (tegangan) dari G
ke K
2. Holding current (IH) adalah
nilai arus di bawah ini yang SCR beralih dari kondisi konduksi ke daerah blok
maju di bawah kondisi yang disebutkan.
3. Forwarding dan reverse
blocking region adalah daerah yang sesuai dengan kondisi open circuit untuk
penyearah terkontrol yang memblokir aliran muatan (arus) dari anoda ke katoda.
4. Reverse breakdown voltage
setara dengan wilayah Zener atau longsoran dioda semikonduktor dua lapisan
dasar.
1. Sebuah rangkaian UJT digunakan untuk memicu SCR dalam sistem pengaturan daya. Diketahui bahwa: Rp = 10 kΩ, Vcc = 12 V, Re = 4 kΩ, VP = 2.8 V, serta Bias tegangannya adalah 0.7 V. Hitung nilai tegangan yang dihasilkan pada titik pemicu UJT saat SCR akan mulai dipicu dan waktu pemicu yang diperlukan untuk SCR jika kapasitor (C) yang digunakan adalah 100 nF.
Pembahasan:
Tegangan
yang dihasilkan pada titik pemicu UJT:
VP = VCC x Re / (Rp+Re)
VP = 12
x 4
/ (10+4)
=
12 x 4 / 14
=
12 x 0.2857
≈
3.43 V
Waktu
pemicu SCR:
t
= Rp x C / (VCC−VP)
t = 10 × 103 x 100 × 10−9 (12
− 3.43)
=
10−3 / 8.57
≈
116.67 μs
Jadi,
tegangan yang dihasilkan pada titik pemicu UJT saat SCR mulai dipicu adalah 3.43
V dan waktu pemicu yang diperlukan untuk SCR adalah sekitar 116.67 μs.
2. Sebuah rangkaian UJT digunakan untuk memicu SCR pada sistem pengaturan daya. Diketahui bahwa Rp = 15 kΩ, Vcc = 18 V, Re = 6 kΩ, VP = 3.2 V, dan nilai kapasitor adalah 150 nF. Hitung tegangan yang dihasilkan pada titik pemicu UJT saat SCR mulai dipicu dan tentukan waktu pemicu SCR yang diperlukan.
Pembahasan:
Tegangan
pada titik pemicu UJT saat SCR mulai dipicu:
VP = VCC x Re / (Rp
+ Re)
VP = 18 x 6 / (15 + 6)
=
18 x 6 / 21
=
18 x 0.2857
≈
5.14 V
Waktu
pemicu SCR:
t = Rp x C / (VCC
– VP)
t = 15 × 103 x 150 × 10−9 / (18
– 5 x 14)
=
2.25 × 10−3 / 12.86
≈
175.37 μs
Jadi,
tegangan yang dihasilkan pada titik pemicu UJT saat SCR mulai dipicu adalah 5.14
V dan waktu pemicu SCR yang diperlukan adalah 175.37 μs.
3. Pada rangkaian UJT yang digunakan untuk memicu SCR, diketahui Rp = 8 kΩ,Vcc = 9 V, Re = 3 kΩ, VP = 1.8 V, dan nilai kapasitor adalah 200 nF. Tentukan tegangan yang dihasilkan pada titik pemicu UJT saat SCR mulai dipicu dan hitung waktu pemicu SCR yang diperlukan.
Pembahasan:
Tegangan
pemicu UJT
VP = VCC x
Re
/ (Rp + Re)
VP = 9
x 3
/ (8 + 3)
=
9 x 3 / 11
=
9 x 0.2727
≈
2.45 V
Waktu
pemicu SCR
t = Rp x C / (VCC – VP)
t = 8 × 103 x 200 × 10−9 / (9
− 2.45)
=
1.6 x 10−3 / 6.55
≈
244.57 μs
Jadi,
tegangan yang dihasilkan pada titik pemicu UJT saat SCR mulai dipicu adalah
sekitar 2.45 V dan Waktu pemicu SCR yang diperlukan adalah sekitar 244.57 μs.
1. Untuk rangkaian pada Fig. 17.40, di mana V = 40 V, η = 0.6, VV = 1 V, IV = 8 mA, dan
IP
= 10 mA, tentukan rentang nilai R1 untuk jaringan pemicu.
Jawab:
VP
=
η VBB +
VD
VP
≈ η V + 0.7 V
VP
≈ (0.6)(40 V) + 0.7 V = 24 V + 0.7 V = 24.7 V
V
/ R1,max > IP
R1,max
< I / PV = 40 V / (10×10−3 A) = 4000Ω = 4 kΩ
V
− VV / R1,max ≤ IV
R1,min
≥ (V−VV) / IV =
(40 V−1 V) / (8×10−3 A) = 39 V / (8×10−3 A) = 4875 Ω
= 4.875 kΩ
R1,min ≤ R1 ≤ R1,max
4875Ω ≤ R1 < 4000Ω
1. Dalam rangkaian UJT yang digunakan untuk memicu SCR, jika nilai resistansi pemuat (Rp) bertambah, maka:
A.
Tegangan pemicu UJT akan menurun
B.
Waktu pemicu SCR akan semakin cepat
C.
Waktu pemicu SCR akan semakin lambat
D. Tegangan pemicu UJT akan meningkat secara drastis
Jawaban:
C. Waktu pemicu SCR akan semakin lambat
2. Pada rangkaian UJT yang digunakan untuk memicu SCR, diketahui nilai berikut:
- Sumber tegangan (VCC) = 15
V
- Nilai resistansi pemuat (Rp)
= 20 kΩ
- Nilai resistansi emiter (Re)
= 5 kΩ
Tegangan
pemicu (VP) pada UJT dalam rangkaian ini adalah:
A. 3.0 V
B. 4.0 V
C. 5.0 V
D. 6.0 V
Pembahasan:
VP = VCC x Re / (Rp
+ Re)
VP = 15
x 5
/ (20 + 5)
=
15 x 5 / 25
=
15 x 0.2
=3.0 V
Jawaban:
A. 3.0 V
3. Pada rangkaian pemicu SCR dengan UJT, nilai kapasitor yang digunakan adalah 50 nF. Jika sumber tegangan (Vcc) adalah 20 V, dan tegangan pemicu UJT (VP) adalah 5 V, dengan resistansi pemuat (Rp) = 10 kΩ, berapa waktu pemicu SCR yang diperlukan?
A. 23.33 μs
B. 33.33 μs
C. 43.33 μs
D. 53.33 μs
Pembahasan:
Waktu pemicu dapat dihitung dengan rumus:
t = Rp x C
/ (VCC – VP)
t = 10 × 103 x
50
× 10−9 / ( 20 – 5)
=
500 × 10−6 / 15
=
33.33 μs
Jawaban:
B. 33.33 μs
A. Prosedur
- Buka aplikasi proteus.
- Pilih komponen yang diperlukan dalam rangkaian, seperti kapasitor, resistor, transistor UJT, dioda SCR dan lain-lain.
- Susunlah komponen seperti pada gambar rangkaian 17.40 lalu hubungkan tiap komponen menggunakan wire (kabel).
- Jalankan simulasi dan amati.
B. Rangkaian
Prinsip Kerja :
Rangkaian pemicu SCR menggunakan
UJT (Unijunction Transistor). Prinsip kerjanya didasarkan pada pengisian
kapasitor C1 melalui resistor R1, yang membentuk rangkaian RC. Ketika tegangan
pada C1 mencapai tegangan pemicu UJT, UJT menjadi konduktif dan memberikan
pulsa arus ke gate SCR melalui transformator pulsa (T1). Pulsa ini memicu SCR
untuk menghantarkan arus dari sumber AC ke beban. Setelah SCR aktif, arus
mengalir ke beban hingga arus turun di bawah arus penahan (holding current).
Dengan mengatur nilai RV1 (potensiometer), frekuensi dan waktu pemicuan dapat
diubah, sehingga sudut penyalaan SCR bisa dikontrol. Rangkaian ini sering
digunakan untuk mengendalikan daya pada beban AC seperti lampu atau pemanas.
Video Simulasi :
Download File Rangkaian 17.40 [klik disini]
Download Datasheet Resistor [klik disini]
Download Datasheet Kapasitor [klik disini]
Download Datasheet UJT [klik disini]
Download Datasheet SCR [klik disini]

Komentar
Posting Komentar